kasus yang dihadapi LANSIA

0
Mei 12, 2017
                                                                  

KASUS YANG DIHADAPI ORANG DEWASA







DISUSUN OLEH :
ZARUL RAISA : 150213087
SIDDIQ ANNAWAWI : 150213070
REHULINA MANIK : 150213073
NORSOFEA ASHIKIN : 234154



JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
TAHUN AJARAN 2015/2016











KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyusun makalah ini sanjungan keharibaan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang dapat kita rasakan sekarang ini.
Dengan izin Allah SWT beserta berkat bantuan semua pihak, penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh orang yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan makalah yang bertemakan “KASUS YANG DIHADAPI OLEH DEWASA”
Dalam penulisan makalah ini penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dalam segi isi maupun dari isi penyajiannya. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritikan yang dapat membangun untuk penyempurnaan makalah ini dan sebagai pembelajaran untuk perbaikan dimasa yang akan datang atau dalam kesempatan berikutnya.
Dan akhirnya kepada Allahlah penulis serahkan semuanya, semoga kebaikan dan budi baik yang telah diberikan kepada penulis selama ini mendapat balasan yang seetimpal dari Allah SWT,Amin Ya Rabbal’Alamin.



Banda Aceh, 3 November 2016


Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang............................................................................................. 1
B.  Manfaat Penulisan....................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
A.  Pembagian Masa Dewasa............................................................................ 2
B.  Permasalahan Orang Dewasa, Permasalahan Karir, Kehidupan Keluarga dan Monopouse     5
C.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Dengan  Kelurga Pasangan       11
D.  Menopause dan Klikmateri.......................................................................... 18
E.   Faktor-Faktor Dari Kasus Yang Dihadapi Dari Dewasa............................. 21
F.   Cara Untuk Mengatasi Kasus Yang Dihadapi Oleh Dewasa………………22
BAB III : PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA


PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk istimewa yang dicipitakan tuhan karena memiliki akal budi. Melalui akal budi manusia dapat hidup sesuai dengan apa yang ada tempat dimana dia hidup. Perkembangan yang dialami manusia menjadikan dia matang dalamm menjalani kehidupan. Dewasa awal adalah masa pemula dimana seseorang mulai menjalani hubungan secara intim dengan lawan jenis. Hurlock (1993) mengemukakan beberapa karakeristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.
B.     MANFAAT PENULISAN
Mengetahui berbagai pengertian dewasa awal dari beberapa ahli, serta mengetahui cirri-ciri perkembangan dewasa awal.



KASUS YANG DIHADAPI PADA MASA DEWASA
A.  Pembagian Masa Dewasa
Masa dewasa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1.    Masa dewasa  awal ( masa dewasa dini/young adult)
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian indentitas diri, pada masa dewasa awal, indentitas diri ini di dapatkan sedikit demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental age-nya. Berbagai masalah muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Sebagai kelanjutan masa remaja, sehingga cirri-ciri masa remaja tidak jauh beda dengan perembangan remaja. Masa perubahan nilai. Beberapa alas an terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok social dan ekonomi orang dewasa. Lingkungan kampus merupakan lingkungan kedua bagi para remaja setelah lingkungan keluarga. Dimana kampus sebagai wahana pendidikan dan pembinaan formal diperlukan untuk memperhatikan kebutuhan para mahasiswa sebagai individu yang sedang mengalami transisi dari masa remaja akhir menuju ke masa dewasa awal.
a.    Kasus yang ada pada masa dewasa
Dengan bertambahnya usia, semakin bertambahpula kasus-kasus yang terjadi. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak orang dewasa awal mengalami kasus-kasus.
Antara lain:
·      Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas. Dewasa awal merupakan kelanjutan dari masa remaja. Peemuan identitas diri adalah hal yang harus ada masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan akan mengalami kekaburan identitas.
·      Kemandirian vs ketidak mandirian
·      Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang pendidikan dan karir
·      Menikah vs tidak menikah
·      Hubungan social yang sehat vs menarik diri
Dalam menjalani masa dewasa awal, ada beberapa penghambat diantaranya :
·      Latihan yang tidak berkesinanbungan (discontinuities); penghambat penguasaan berhubungan erat dengan pengalaman belajar
·      Perlindungan yang berlebihan (over protectiveness); bersangkutan dengan pola asuh orang tua yang pernah dialami dalam masa kanak-kanak
·      Inspirasi-inspirasi yang tidak realitis
2.    Masa dewasa madya (middle adulthood)
Banyak dari para dewasa madya mengalami kecemasan fisik yang pada akhirnya akan mengganggu masa relasi dengan pasangannya. Baik itu fisik juga mengalami penaikan dan penurunan selama periode ni.
a.    Kasus yang dihadapi pada masa dewasa madya
Ø Menurunya kesehatan , dengan menurunnya kesehatan fisik dan kesehatan. Pertengahan 40_an tahun ada peningkatan ketidakmampuan yang berlangsung cepat, seperti mudah lelah, telinga mendengung, sakit otot, dan lain sebagainya.
Ø Menurunnya fungsi fusiologis, terjadinya perubahan organ tubuh bagian luar seiring dengan perubahan organ-organ dalam tubuh.
Ø Menurunnya daya seksual, sejauh ini penyesuaian fisik yang sangat sulit dilakukan dewasa madya adalah perubahan kemampuan seks.
Ø Menurunnya kemampuan indra, terutama pada penglihatan, fungsi pendengaran dan daya penciuman
3.    Masa dewasa akhir (masa tua/ older adult)
Pada masa ini bagi pria memasuki periode ditandai dengan memasuki fase klimakterium, sedangkan pada wanita ditandai dengan fase menopause. Ketidakseimbangan psikologis berdampak pada tergantungnya keseimbangan pada tergantungnya keseimbangan emosi, seperti stress dan depresi.
a.    Kasus yang dihadapi pada masa dewasa akhir
Ø Berurangnya tingkat metabolisme dan menurunnya kekuatan otot-otot
Ø Kecerdasan dan kemampuan berfikir mengalami penurunan
Ø Memasuki masa tua, sebagian besar lansia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa lansia tersebut. Sehingga menyebabkan para lansia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (widyastuti,2000).
Ø Kelumpuhan pada lansia , badan mebungkuk seiring menimbulkan keterasingan.

B.  Efek pada pribadi, lingkungan, dan social.
a.    Pada masa dewasa awal
·      Pribadi : jika individu mengalami kesulitan pada masa pengenalan identitas maka individu tersebut akan mengalami kesulitan atau masalah dalam perkembangannya.
·      Lingkungan : pada masa ini individu sukar berkenalan dan beradaptasi dengn lingkungan , bila pada diri individu tidak mampu mengenal atau membilah mana yang benar maka individu akan mengalami kegagalan dalam lingkungan
·      Social : begitu juga dengan social, individu harus belajar untuk beraktifitas dengan social atau berinteraksi. Membangun kerja sama
b.    Pada masa dewasa madya
·      Pribadi : mungkin individu mengalami kesedihan dan ketakutan akan menurunnya relasi dengan pasanganya
·      Lingkungan : mulai timbul rasa malu atau minder dikarenakan menurunnya kekuatan atau kekencangan fisik yang mulai lemah
·      Social : tidak terlalu dapat berkemunikasi dengan baik dan mulai menurunnya kinerja
c.    Pada masa dewasa akhir
·      Pribadi : sulit menerima keadaan fisik yang sudah menua
·      Lingkungan : tidak dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar dikarenakan otot-otot tubuh sudah melemah
·      Social : sulit untuk memahami sekitar , pengetahuan ulit untuk di informasikan

B.  PERMASALAHAN ORANG DEWASA, PERMASALAHAN KARIER, KEHIDUPAN KELUARGA DAN MENOPAUSE
            Diantara sekian banyak tugas perkembangan orang dewasa yakni tugas-tugas yang berkaitan dengan pekerjaan dan hidup keluarga merupakan tugas yang sangat banyak, sangat penting, dan sangat sulit diatasi. Bahkan sekalipun orang dewasa telah mempunyai pengalaman kerja, telah kawin, dan telah menjadi orang tua (bapak dan ibu), mereka masih tetap harus melakukan penyesuaian diri dengan peran-peran tersebut.
            Tugas perkembangan lainnya dari masa dewasa, menemukan kelompok sosial yang cocok, menyesuaikan diri dengan perubahan dalam rekreasi yang diperlukan pola hidup orang dewasa dan mengambil tanggung jawab sipil.
            Penyesuaian peranan seks merupakan dasar bagi penyesuaian pekerjaan, yang sama dengan penyesuaian perkawinan. Contohnya, seorang laki-laki tidak dapat puas dengan pekerjaan yang bersifat “maskulin” yang dipilihnya karena tekanan orang tua atau sosial bila ia sebenarnya berminat pada pekerjaan yang bersifat “feminim”. Ketidakpuasan kerja tidak terbatas pada jenis bidang pekerjaan itu, ketidakpuasan itu talah umum dan mewarnai setiap bidang kehidupan seseorang.
            Wanita yang terbiasa selama hari sekolah dan kuliah memainkan peran yang sama berlakunya (baik untuk pria maupun wanita) dengan teman-temannya, mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan perlakuan yang mereka terima dalam industri, bisnis, dan profesi. Memainkan peran yang direndahkan sebagai orang dewasa, setelah memainkan peran berdasarkan kesamaan(egalitarian) dengan teman sebayanya, menjadikan mereka lebih sulit dalam menyesuaikan dirinya terhadap pekerjaannya daripada seandainya ia memainkan peran yang dipandang rendah sebelumnya.
            Kemudian, masalah yang paling penting adalah kenyataan bahwa keberhasilan atau kegagalan melakukan penyesuaian diri akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan yang erat hubungannya dengan prestise dilihat dari sudut pandang orang lain, konsep diri sebagai individu, kebahagiaan, dan juga pengaruh pada setiap anggota keluarganya. Karena alasan tersebut aspek-aspek tersebut dengan tepat dianggap sebagai proses penting dalam penyesuaian diri terhadap masa dewasa.
1.      PERMASALAHAN DALAM PENYESUAIAN PEKERJAAN
Dari berbagai bidang dalam menyesuaikan bakat dan minat bagi orang dewasa seyogyanya selaras dengan berbagai kriteria di bawah ini, yang dianggap sebagai faktor yang sangat penting dan umum dalam penyesuaian pekerjaan.
a. Pilihan pekerjaan
Penyesuaian pertama yang dianggap pokok adalah memilih bidang yang cocok dengan bakat, minat dan faktor psikologis lainnya yang secara hakiki sulit untuk dipungkiri agar kesehatan mental dan fisiknya sebagai orang dewasa dapat terjaga. Karena banyaknya kasus dalam memilih bidang kerja yang tidak cocok dengan bakat dan minat (suara hati kecil) tetapi dipilih karena besarnya pengaruh sosial yang ada, justru menimbulkan ketidakpuasan terhadap hasil karyanya, tidak merasa mencintai tugasnya dan akhirnya prestasi kerja sangat menurun. Sehubungan dengan itu maka beberapa orang dewasa telah menentukan pilihannya jauh-jauh hari sebelum mereka bekerja, sehingga jauh-jauh hari pula mereka melatih diri sesuai dengan prasyarat yang diperlukan untuk jenis tugas yang mereka anggap cocok dengan minat dan bakatnya.
Faktor-faktor yang menyulitkan pilihan pekerjaan :
1.      Jumlah dan jenis pekerjaan yang berbeda yang akan dipilihnya terus bertambah
2.      Tuntutan perubahan kebutuhan yang begitu cepat akan keterampilan dan pengetahuan.
3.      Tingkat fleksibilitas waktu kerja yang rendah
4.      Adanya pandangan mengenai pekerjaan tertentu misalkan perawat hanya untuk wanita atau tugas kedirgantaraan hanya untuk pria.
5.      Adanya pekerjaan yang tidak menyenangkan.
6.      Adanya pekerjaan yang banyak disukai
7.      Pekerjaan yang kurang jaminan keamanannya
8.      Pendidikan dan pelatihan tidak memenuhi syarat
b. Stabilitas Pilihan Pekerjaan                 
Penyesuaian kedua yang dianggap penting bagi orang dewasa muda adalah pilihan jurusan harus dilakukan dengan mantap. Cara ini tidak selalu diklakukan dengan baik oleh pria ataupun wanita untuk dapat berpindah pekerjaan, berharap bekerja pada usia duapuluhan bahkan kadang sampai usia tigapuluhan. Bagaimanapun juga kalau perubahan jenis pekerjaan sebagai karier dilakukan pada saat seseorang menjelang akhir usia tigapuluhan, maka tindakan ini dianggap terlambat. Anggapan ini diperkuat oleh pendapat Gould. Ini merupakan bukti bahwa karier khusus tertentu memerlukan pelatihan khusus. Oleh karena itu seseorang perlu secara khusus mengikuti pelatihan dengan cara meningkatkan tugasnya untuk sementara.
Seberapa jauh tingkat kemantapan pemilihan jurusan bagi seseorang bergantung pada tiga faktor, yaitu
1. Pengalaman kerja
2. Daya tarik pribadi terhadap pekerjaan
3. Nilai yang terkandung pada pekerjaan yang dipilih.
            Usia seseorang juga bisa mempengaruhi stabilitas dalam memilih pekerjaan, semakin bertambah usianya maka semakin stabil ia untuk memilih pekerjaan.
c. Penyesuaian Diri dengan Pekerjaan
            Faktor yang paling mempengaruhi proses penyesuaian diri seseorang dengan pekerjaannya adalah sikap pekerja itu sendiri. Havighurst, dalam studinya tentang sikap pekerja terhadap pekerjaannya menyimpulakan bahwa ia dapat dikelompokan menjadi dua kategori umum, yaitu
a. sikap kerja yang menopang masyarakat (society maintaining work attitude)
Pekerja yang bersikap menopang masyarakat dalam pada dirinya kurang atau tidak berminat akan kerjanya dan hanya memperoleh sedikit kepuasan kerja. Tipe pekerja semacam ini adalah orang yang mementingkan besarnya gaji yang diterima. Orang seperti ini seringkali memandang pekerjaannya sebagai beban yang berat dan tidak menyenangkan dan memandang hari depan hanya agar dapat menjalani masa pensiun.
b. Sikap kerja yang melibatkan ego (ego involving work attitude)
Para pekerja yang dalam bekerja melibatkan ego, biasanya memperoleh kepuasan pribadi yang lebih besar. Bagi beberapa orang, bekerja merupakan dasar harga diri dan kebanggaan. Bagi sejumlah orang lainnya bekerja dianggap sebagai prestise yang diperoleh, tempat untuk melakukan partisipasi sosial, atau sebagai sumber kesenangan instrinsik atau merupakan ekspresi dari pribadi yang kreatif dan juga merupakan cara memanfaatkan waktu dengan cara rutin yang menyenangkan.
d. Penilaian terhadap Penyesuaian Pekerjaan
            Sampai sejauh mana keberhasilan seseorang menyesuaikan diri terhadap pekerjaan yang dipilihnya dapat dinilai dengan 3 kriteria yaitu :
            Kriteria pertama adalah prestasi kerja, dimana keinginan untuk maju dan berhasil bagi kaum remaja sangat besar yang biasanya terus dibawa sampai masa dewasanya. Pada waktu usia madya perjalanan mencapai sukses sering dialihkan untuk memperoleh perasaan aman, lebih berarti dibandingkan meniti karier ke jenjang yang lebih tinggi.
            Kriteria kedua adalah Perubahan Pekerjaan dengan sukarela atau jumlah perubahan perubahan yang dilakukan seseorang terhadap bidang kejuruannya atau pekerjaannya. Jumlah ini dapat digunakan sebagai kriteria atau indikator kegagalan atau keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan dirinya dengan jurusan dan bidang yang ditekuni selama ini.
            Kriteria ketiga dalam penyesuaian bidang kerja adalah tingkat kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan. Pada awal usia duapuluhan, sebagian besar orang sudah merasa senang kalau memperoleh pekerjaan, walapun pekerjaan tersebut tidak seluruhnya menyenangkan dan disukainya, sebab pekerjaan ini telah memberinya kebebasan yang diinginkan sehingga memungkinkannya untuk menikah. Rasa tidak puas biasanya mulai terjadi selama pertengahan usia duapuluhan sampai menjelang usia tigapuluhan, terutama ketika orang muda tidak dapat menanjak secepat yang mereka harapkan. Periode ini biasanya berakhir sampai usia awal sampai pertengahan tigapuluhan, setelah masa ini biasanya rasa puas mereka meningkat sebagai hasil dari prestasi besar yang dicapai dan imbalan keuangan yang semakin besar

2.      PERMASALAHAN DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

Kondisi yang Mempengaruhi terhadap Kesulitan Dalam Penyesuaian Pernikahan

Pernikahan Dini
Pernikahan dan kedudukan sebagai orangtua sebelum orang muda menyelesaikan pendidikan mereka dan secara ekonomis independen membuat mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mempunyai pengalaman yang dimiliki oleh teman-teman yang tidak menikah atau orang-orang yang mandiri sebelum menikah. Konsep yang tidak Realistis tentang Pernikahan
Orang dewasa yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi, dengan sedikit / tanpa pengalaman kerja, cenderung mempunyai konsep yang tidak realistis tentang makna pernikahan berkenaan dengan pekerjaan, pembelajaan uang, atau perubahan dalam pola hidup. Pendekatan yang tidak realistis ini menuju ke arah kesulitan penyesuaian yang serius yang sering diakhiri dengan perceraian.
Pernikahan Campur
Penyesuaian terhadap kedudukan sebagai orang tua dan dengan para saudara dari pihak istri dan sebaliknya,jauh lebih sulit dalam pernikahan antar agama daripada bila kedanya berasal dari latar belakang budaya yang sama.
Konsep Pernikahan yang Romantis
Banyak orang dewasa yang mempunyai konsep pernikahan yang romantis yang berkembang pada masa remaja. Harapan yang berlebihan tentang tujuan dan hasil pernikahan sering membawa kekecewaan yang menambah kesulitan terhadap tugas dan tanggung jawab pernikahan.
Kurangnya Identitas
Apabila seseorang merasa bahwa keluarga, teman, dan rekannya memperlakukannya sebagai “ suami ” atau apabila wanita merasa bahwa kelompok sosial menganggap dirinya hanya sebagai “ ibu rumah tangga ”, walaupun dia seorang wanita karier yang berhasil, ia bisa saja kehilangan identitas diri sebagai individu yang sangat dijunjung dan dinilai tinggi sebelum pernikahan.
Penyesuaian dengan pasangan
Masalah penyesuaian yang paling pokok yang pertama kali dihadapi oleh keluarga baru adalah penyesuaian terhadap pasangannya ( istri atau suaminya).
Hubungan interpersonal memainkan peran yang penting dalam pernikahan yang pentingnya sama dengan hubungan persahabatan dan hubungan bisnis. Bagaimana juga dalam kasus pernikahan hubungan interpersonal jauh lebih sulit untuk disesuaikan daripada dalam kehidupan bisnis sebab dalam perkawinan terdapat keruwetan oleh berbagai faktor yang tidak biasa timbul dalam bidang kehidupan individual.


C.  Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan pihak keluarga pasangan
• Stereotipe tradisional
Stereotipe yang secara luas diterima mengenai “ibu mertua yang representati” dapat menimbulkan perangkat mental yang tidak menyenangkan bahkan sebelum pernikahan. Stereotipe yang tidak menyenangkan mengenai orang usia lanjut – mereka itu adalah bossy dan campur tangan – dapat menambah masalah bagi keluarga pasangan.
• Keinginan untuk mandiri
Orang yang menikah muda cenderung menolak berbagai saran dan ptunjuk dari orangtua mereka, walaupun menerima bantuan keuangan, dan khususnya mereka menolak campur tangan dari keluarga pasangan.
• Keluargaisme
Penyesuaian dalam pernikahan akan lebih pelik apabila salah satu pasangan tersebut menggunakan lebih banyak waktunya terhadap keluarganya daripada mereka sendiri ingin berikan. Bila pasangan terpengaruh oleh keluarga; apabila seorang anggota keluarga berkunjung dalam waktu yang lama atau hidup dengan mereka untuk seterusnya. 
• Mobilitas sosial
Orang dewasa muda yang status sosialnya meningkat di atas anggota keluarga atau di atas status keluarga pasangannya mungkin saja tetap membawa mereka dalam latar belakangnya. Banyak orangtua dan anggota-anggota keluarga sering bermusuhan dengan pasangan muda.
• Anggota keluarga berusia lanjut
Merawat anggota keluarga berusia lanjut merupakan faktor yang sangat pelik dalam penyesuaian penikahan sekarang karena sikap yang tidak menyenangkan terhadap orangtua dan keyakinan bahwa orang muda harus bebas dari urusan keluarga khususnya bila dia juga mempunyai anak.
• Bantuan keuangan untuk keluarga pasangan
Bila pasangan muda harus membantu atau memikul tanggungjawab bantuan keuangan bagi pihak keluarga pasangan, hal itu sering membawa hubungan keluarga yang tidak beres. Hal ini dikarenakan anggota keluarga pasangan dibantu keuangannya, marah dan tersingung dengan tujuan agar diperoleh bantuan tersebut.

Penyesuaian Diri terhadap Masa Keorangtuaan
Masa orangtua (parenthood) merupakan kriteria terpenting dalam pengalihan dari tanggungjawab individual ke tanggungjawab kedewasaan. Status sebagai orangtua tidak dapat diragukan lagi tentu dilakukan dengan banyak mengorbankan kebahagiaan dan kepuasan sehingga diartikan sebagai “masa krisis” karena memerlukan banyak perubahan perilaku, nilai dan peranan.
Dengan lahirnya seorang anak, keluarga terkadang bingung dan semua anggota keluarga juga mengalami stress dalam variasi tingkat yang berbeda. Walaupun kehadiran setiap anak dalam keluarga merupakan situasi krisis, tetapi yang paling mengecewakan adalah saat lahirnya anak pertama, karena dalam beberapa hal kedua orangtua anak merasa belum mampu berperan sebagai orangtua. Dalam beberapa hal mereka masih dipengaruhi oleh konsep orangtua yang romantis.

Sukarela untuk Tidak Punya Anak
Walaupun ada kepercayaan tradisional bahwa setiap wanita seyogyanya menjadi ibu, sekarang ini banyak pasangan wanita secara sukarela untuk tidak mempunyai anak. Kenyataan ini memang benar pada semua tingkat sosial-ekonomi, terutama mereka yang mempunyai pendidikan lebih tinggi dan lebih baik.
Orang dewasa memang mempunyai banyak alasan untuk tidak mempunyai anak, salah satu alasan penting adalah pengembangan karier yang mereka duga akan terganggu oleh anak-anak, ketidaksediaan untuk membangun hidup bahagia yang mereka bangun untuk mereka, pernikahan antar suku atau antar agama yang diyakini akan terhalang oleh anak-anak atau ketakutan pendapatan merka tidak akan pernah cukup untuk berbagi kesenangan dengan anak-anak mereka.

Masa Orangtua dengan Satu Pasangan
Sementara selalu ada keluarga dengan satu pasangan ketika salah satu pasangan meninggal dan pasangan lainnya tinggal sendiri untuk memelihara anak-anaknya atau yang kita kenal dengan istilah “Single Parent”, jumlah keluarga dengan satu orangtua semakin meningkat akhir-akhir ini. Penyebabnya yaitu lebih banyak keluarga dengan satu orangtua disebabkan oleh perceraian daripada karena kematian, kedua, meningkatnya jumlah anak yang tidak syah secara hukum yang dipelihara oleh orangtua pengadopsi.


Kriteria Penyesuaian Pernikahan
Keberhasilan pernikahan tercermin besar kecilnya hubungan interpersonal dan pola perilaku. Sampai sejauh tertentu kriteria ini bervariasi bagi orang yang berbeda dan bagi pernikahan pada usia yang berbeda, unsur-unsur ini dapat digunakan untuk menilai tingkat penyesuaian pernikahan seseorang.
Kriteria keberhasilan penyesuaian pernikahan :
1.      Kebahagiaan suami istri
Suami dan istri yang bahagia yang memperoleh kebahagian bersama akan membuahkan kepuasan yang di peroleh dari peran yang meraka mainkan bersama. Mereka juga mempunyai cinta yang matang dan mantap satu dengan yang lainnya, dapat melakukan penyesuaian seksual dengan baik serta dapat menerima peran sebagai orang tua.
2.      Hubungan yang baik antara anak dan orang tua
3.      Penyesuaian yang baik dari anak-anak
4.      Kemampuan untuk mendapat kepuasan dari perbedaan pendapat
        Perbedaan pendapat diantara anggota keluarga yang tidak bisa dielakan biasanya berakhir dengan salah satu dari tiga kemungkinan, yaitu adanya ketegangan tanpa pemecahan, salah satu mengalah demi perdamaian, atau masing-masinga anggota keluarga mencoba untuk saling mengerti pandangan dan pendapat orang lain.
5.      Kebersamaan
6.      Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan
Bagaimanapun besarnya pendapatan keluarga perlu mempelajari cara membelanjakan pendapatannya sehingga mereka dapat menghindari utang yang selalu melilitnya agar disamping itu mereka dapat menikmati kepuasan atas usahanya dengan cara yang sebaik-baiknya, daripada menjadi seorang istri yang selalu mengeluh karena pendapatan suaminya tidak memadai.
7.      Penyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan
Apabila suami istri mempunyai hubungan yang baik dengan pihak keluarga pasangan, khususnya mertua, ipar laki-laki dan ipar perempuan, kecil kemungkinanya untuk terjadi mpercekcokan dan ketegangan hubungan dengan mereka.
Penyesuian Diri Terhadap Kesendirian
Masa dewasa merupakan masa kesepian saat dimana penyesuaian radikal harus dilakuakan dalam setiap bidang kehidupan, banyak orang dewasa merasa bahwa perkawinan akan menolongnya untuk melakukan penyesuaian tersebut. Kenyataan yang pasti bahwa dalam suatu budaya yang didalamnya perkawinan merupakan pola yang normal bagi kehidupan orang dewasa. Selama usia dua puluhan, tujuan dari sebagian besar wanita yang belum menikah adalah perkawinan. Apabila dia belum juga menikah pada waktu dia telah mencapai usia tiga puluh atau persis pada hari ulang tahunnya yang ke tiga puluh, mereka cenderung untuk menukar tujuan dan nilai hidupnya ke arah nilai dan tujuan serta gaya hidup baru yang berorientasi pada pekerjaan, kesuksesan dalam karier, dan kesenangan pribadi.

Alasan Untuk Membujang
Kebanyakan orang yang tidak menikah, mempunyai alasan-alasan yang kuat untuk tetap membujang. Beberapa dari alasan tersebut adalah faktor lingkungan, dan beberapa lagi karena faktor pribadi. Alasan-alasan orang dewasa muda tidak mau menikah:
1.      Penampilan seks yang tidak tepat dan tidak menarik.
2.      Cacat fisik atau penyakit lama.
3.      Sering gagal dalam mencari pasangan.
4.      Tidak mau memikul tanggungjawab pernikahan dan orang tua.
5.      Keinginan untuk meniti karier yang menuntut kerja lama dan jam kerja tanpa batas dan banyak bepergian.
6.      Tidak seimbangnya jumlah anggota masyarakat pria dan wanita di masyarakat dimana ia tinggal.
7.      Jarang memiliki kesempatan untuk berjumpa dan berkumpul dengan lawan jenis yang dianggap cocok dan sepadan.
8.      Karena mempunyai tanggungjawab keuangan dan waktu untuk orang tua dan saudara-saudaranya.
9.      Kekecewaan yang pernal dialami  karena kehidupan keluaraga yang tidak bahagia pada masa lalu dan pengalaman pernikahan yang tidak membahagiakan yang dialami oleh temannya.
10.  Mudahnya fasilitas untuk melakukan hubungan seksual tanpa menikah.
11.  Besarnya kesempatan untuk meningkatkan jenjang karier.
12.  Mempunyai kepercayaan bahwa mobilitas social akan lebih mudah diperoleh apabila dalam keadaan lajang daripada setelah menikah.
13.  Persahabatan dengan anggota kelompok seks yang sejenis yang begitu kuat dan memuaskan.
14.  Homoseksual.
Ada lagi alasan untuk tetap membujang yang disebabkan oleh pengaruh pengalaman yang sangat kuat, atau kejadian yang dialami selama masa remaja, tetapi pengaruh ini hanya efektif sama seseorang berusia dua puluhan setelah itu pengaruh tersebut secara berangsur-angsur mulai berkurang berubah atua disesuaikan dengan keadaan hidup seseorang.
Efek Hidup Tanpa Menikah
Tidak semua wanita yang tidak menikah semula bermaksud untuk terus menjadi “single”. Juga tidak semua wanita bermaksud membiasakan dirinya single karena kurangnya persahabatan dengan teman yang berlainan jenis kelamin. Mereka mungkin mencari kegiatan di berbagai kelompok pelayanan masyarakat dan organisasi social lainnya yang memungkinkan mereka untuk melakukan komunikasi dengan pria dan wanita.
Untuk menemukan kompensasi yang memuaskan bagi dorongan seks yang amat kuat selama masa dewasa merupakan masalah yang amat sulit yang dihadapi orang yang tidak menikah. Pria yang belum menikah biasanya mencari kepuasan seks dengan melibatkan diri (terikat) baik dengan praktek outoerotik (autoerotic) maupun dengan cara melakukan hubungan suami istri dengan wanita panggilan atau dengan pelacur.
Bahaya Perceraian
Perceraian merupakan kulminasi dari penyesuaian perkawinan yang buruk, dan terjadi bila antara suami dan istri sudah tidak mampu lagi mencari cara penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak. Tetapi banyak juga pernikahan yang di akhiri dengan perpisahan dan pembatalan baik secara hukum maupun dengan diam-diam dan ada juga yang salah satu (suami/isteri) meninggalkan keluarga. Puncak perpisahan keluarga pada tahun pertama dalam pernikahan, dan puncak terjadinya perceraian dalam keluarga adalah pada tahun ke tiga.
Bukti lainnya adalah bahwa penyebab perceraian berbeda-beda dari suatu periode dalam pernikahan ke periode lainnya. Contohnya, masalah peminum (pemabuk) hanya menyebabkan 9% kemungkinan terjadinya perceraian selama tahun pertama pernikahan dan 43% setelah 25 tahun usia pernikahan. Bagi orang-orang tertentu yang tidak pandai dalam menyesuaikan diri nampaknya lebih mudah terjadi perceraian.
Kondisi yang Mempengaruhi Stabilitas Perkawinan
·         Jumlah Anak
Lebih banyak perceraian terjadi karena pasangan tidak mempunyai anak atau hanya mempunyai beberapa anak daripada karena pasangan mempunyai banyak anak.
·         Kelas Sosial
Kasus meninggalkan keluarga lebih banyak terjadi pada kelompok masyarakat kelas rendah, sedangkan perceraian banyak terjadi pada kelompok masyarakat menengah ke atas.
·         Kemiripan Latar Belakang
Perceraian lebih banyak terjadi antara pasangan yang mempunyai latar belakang kebudayaan, suku, bangsa, agama dan sosial ekonomi yang berbeda.
·         Saat Menikah
Tingkat perceraian yang sangat tinggi khusunya terjadi pada orang yang menikah terlalu dini atau sebelum mempunyai pekerjaan yang menetap dan ekonominya belum kuat.
·         Alasan untuk Menikah
Orang yang terpaksa menikah karena pasangan wanitanya telah mengandung kemungkinan untuk bercerai jauh lebih besar daripada pernikahan biasa.
·         Status Ekonomi
Semakin rendah status ekonomi keluarga, maka semakin besar kemungkinan terjadinya perceraian atau salah satunya meninggalkan keluarga.
·         Mempertahankan Identitas
Orang dewasa yang dapat merawat identitasnya setelah menikah dan yang mempunyai kesempatan untuk memperbaharui diri, lebih kecil kemungkinannya untuk bercerai daripada mereka yang kehidupan dirinya sangat dipengaruhi oleh keluarga.

D.  MENOPAUSE DAN KLIKMATERIK
Wanita memasuki masa menopause atau perubahan hidup, dimana masa menstruasi berhenti, dan mereka kehilangan kemampuan memelihara anak. Sedangkan pria mengalami masa klimakterik pria.
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan.
Perubahan tubuh dan emosi secara umum terjadi pada saat menopause, tetapi tidak selalu disebabkan atau berhubungan dengan keadaan tersebut. Berhentinya menstruasi hanya merupakan salah satu aspek dari menopause.
Tanda tanda wanita yang mengalami menopause
Seorang wanita disebut memasuki atau mengalami menopause bila yang bersangkutan tidak menstruasi lagi dalam rentang waktu 12 bulan. Beberapa ahli di bidang menopause memberi ancer ancer umur antara 45 sampai 55 tahun.
Gejala dan tanda menopause yang dialami seorang wanita sifatnya sangat individual. Bagi wanita yang tahan banting, mereka tidak akan terlalu merasakan gejala saat memasuki masa menopause, sebaliknya yang agak ‘perasa’ akan merasakan keluhan hebat baik fisik maupun mental. Beberapa tanda dan gejala tersebut antara lain :
Perdarahan 
Perdarahan disini adalah perdarahan yang keluar dari vagina. Tidak seperti menstruasi yang datangnya teratur, perdarahan yang terjadi pada wanita menopause tidak teratur. Gejala ini terutama muncul pada saat permulaan menopause. Perdarahan akan muncul beberapa kali dalam rentang beberapa bulan untuk kemudian berhenti sama sekali. Karena munculnya pada masa awal menopause, gejala ini sering disebut gejala peralihan.
Rasa panas
Rasa panas sering dialami wanita yang memasuki masa menopause. Perasaan ini sering dirasakan mulai dari wajah menyebar ke seluruh tubuh. Rasa panas ini sering disertai dengan warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Perasaan ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Meskipun penjelasan tentang fenomena ini belum diketahui dengan pasti namun diduga terjadi akibat dari fluktuasi hormon estrogen. Seperti diketahui, pada saat menopause, kadar hormon estrogen dalam darah akan anjlok secara tajam sehingga berpengaruh terhadap beberapa fungsi tubuh yang dikendalikan oleh hormon ini.
Gejala Pada Vagina
Gejala pada vagina muncul akibat dari perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis akibat dari penurunan kadar estrogen. Selain itu muncul pula rasa gatal pada vagina dan yang lebih parah adalah rasa sakit saat berhubungan seksual. Perubahan pada vagina ini juga mengakibatkan wanita menopause rentan terhadap infeksi vagina.
Gejala Perkemihan
Perubahan yang terjadi pada lapisan vagina juga terjadi pada saluran urethra. Urethra adalah saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih ke luar tubuh. Saluran urethra juga akan mengering, menipis dan berkurang keelastisannya akibat dari penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan menyebabkan wanita menopause rentan terkena infeksi saluran kencing, selalu ingin kencing dan ngompol.
Gejala Emosional dan Kognitif
Wanita yang akan memasuki masa menopause sering mengalami gejala emosional dan kognitif yang bervariasi. Gejala ini antara lain, kelelahan mental, masalah daya ingat, lekas marah, dan perubahan mood yang berlangsung cepat. Sangat sulit untuk mengetahui gejala yang manakah yang dipengaruhi oleh perubahan hormon. Perubahan emosional ini terkadang tidak disadari oleh wanita yang sedang menopause sehingga perlu pendekatan khusus untuk masalah ini. Pendekatan ini untuk meyakinkan wanita tersebut atas apa yang sedang diderita. Keringat dingin yang muncul juga memberi kesan kelelahan fisik akibat dari kurang tidur.
Perubahan Fisik
Perubahan fisik lainnya antara lain perubahan distribusi lemak tubuh yang mana pada wanita menopause lemak akan menumpuk pada pinggul dan perut. Perubahan tekstur kulit, kerutan kulit, dan terkadang disertai dengan jerawat.

Sindrom Menopause
·         Menstruasi berhenti
·         Sistem Reproduksi Menurun dan Berhenti
·         Penampilan Kewanitaan Menurun
·         Ketidaknyamanan Fisik
·         Berat Badan Bertambah
·         Penonjolan
·         Perubahan Kepribadian
Sindrom Klimakterik Pada Pria
·         Rusaknya Fungsi Organ Seksual
Setelah usia lima puluh tahun, terjadi penurunan berangsur-angsur pada aktivitas gonad.
·         Nafsu Seksual Menurun
Menurunnya nafsu seksual seiring dengan menurunnya fungsi organ seksual. Ini merupakan akibat dari rusaknya fungsi gonad dan sebagian disebabkan oleh hal-hal yang bersifat psikologis.
·         Penampilan Kelelakian Menurun
·         Gelisah akan Kepriaannya
·         Ketidaknyamanan Fisik
·         Menurunnya Kekuatan dan Daya Tahan Tubuh
·         Perubahan Kepribadian


E.       FAKTOR – FAKTOR DARI KASUS YANG DIHADAPI OLEH DEWASA
  1. POLA ASUHAN ORANG TUA
Pola asuh orang tua juga dapat mempengaruhi perkembangan anaknya dimasa dewasa awal, karena pembentukan karakter dan kepribadian dimulai dari lingkungan utama yaitu keluarga. Bagaimana seorang anak mempelajari segala hal, dimulai dengan pengajaran dari orang tua atau saudaranya. Pengasuhan orang tua itu sendiri tidak sepenuhnya mempengaruhi kesuksesan anaknya, karena didikan orang tuanya itu sebagai pegangan dan prinsip yang dipegang, tetapi yang menjalankan dan mencapai kesuksesan itu adalah diri kita sendiri. Pendidikan yang diberikan orang tua sebagai penguat/dasar pandangan hidup kita. Orang tua sebagai penyemangat dan dorongan dalam mencapai kesuksesan.


  1. TEMAN SEBAYA
Faktor  teman sebaya  juga mempengaruhi pribadi seseorang. Karena menurut psikologi perkembangan, teman sebaya merupakan no.2 pembawa pengaruh paling besar atas kepribadian seseorang. Karena mereka banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebayanya. Dalam pergaulan dengan teman sebayanya, disini lah mereka mencari jati diri dan bagaimana ia bersikap bisa terlihat dalam kelompok pertemanan. Biasanya orang yang sangat bergantung dengan teman sebaya atau istilahnya hanya menjadi follower saja,  dia tidak bisa memutuskan sesuatu atas dasar pilihannya, ia cenderung mengikuti bagaimana pola bermain yang ada dalam kelompok itu. Dalam memecahkan masalah pun, ia bertanya pada teman sebayanya dan tidak bisa menyelesaikan sendiri.



F.        CARA UNTUK MENGATASI KASUS YANG DIHADAPI OLEH DEWASA
1.      ORANG TUA PERLU MENGGUNAKAN GAYA POLA ASUHAN
Setiap orang tua memiliki pola asuhan masing-masing yang dapat memberi pengaruh kepada perkembangan diri anak-anak pada masa dewasa. Terdapat lima gaya pola asuh iaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, pola asuh temporizer (kekerasan) , pola asuh appeasers (khawatir), dan pola asuh permisif. Pemilihan gaya polah asuh oleh orang tua dapat mempengaruhi seseorang itu bisa menentukan identitas diri, bisa mandiri dan sosial bersama teman sebaya.
2.      MEMILIH TEMAN SEBAYA YANG SESUAI
Dalam perkembangan sosial, teman sebaya sangatlah berperan penting supaya setiap orang itu dapat bersosialisasi dengan baik dan agar perkembangan dewasanya dapat berkembang dengan baik dan tidak berlaku keterasingan sosial.
3.      LINGKUNGAN SEKITAR
Lingkungan sekitar juga meliputi bagian dari perkembangan dewasa. Dimana lingkungan menjadi peran penting dalam penyesuaian indentitas diri pada dewasa.
4.      PRIBADI
Menjaga kesehatan diri sendiri adalah hal penting dari semua bidang, karena bila kesehatan itu terganggu maka akan mengganggu aktifitas lainnya. Ada baiknya bila dalam setiap individu menanamkan rasa peduli terhadap kesehatan baik itu luar dan dalam.



             





About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: